"BERBINCANG DENGAN SUNYI MALAM"


Dahulu Simbok sering mengajak aku
berbincang dengan sunyi malam
selagi mendung tak menutupi awan
Di bawah rindang daun jambu batu
kami biasa duduk di atas lincak bambu
memandangi cahaya bintangbintang

"Jangan pernah engkau memanah bintang,
hanya karena keinginan hatimu melebihi luas angkasa"

Simbok juga sering mengajak aku
berbincang denga sunyi malam
saat hujan hadir dari balik jendela
Di bawah redup nyala lampu teplok
kami rasakan udara teramat dingin
masuk dari celah bilik bambu

"Janganlah engkau salahkan hujan,
hanya karena harapan hatimu tak menemukan jalan"

Tanpa ditemani Simbok,
aku tetap suka berbincang dengan sunyi malam
selepas anakanak dan istriku terlelap
Dan di angkasa yang cerah atau pun kelam,
segala keinginan dan harapan hati
aku dapati telah menjadi rahasia kenyataan


(yogyakarta, mei 2011)
:: dharmo-gandoel ::

"MENJELANG PILKADA"

Waktu aku tanya ke Simbok,
kenapa sih di sudut kota kami tinggal
banyak berdiri balihobaliho pinggir jalan
bergambar orang dengan senyum menawan
yang tak pernah kami kenal sebelumnya
Sambil membawa dua keranjang sayuran
diatas sepeda jengki tua menuju pasar,
Simbok menatapku lalu bilang
bahwa sebentar lagi akan ada pilkada
Dan Simbok menyuruhku untuk secepatnya
berangkat sekolah saja sebelum terlambat

Waktu sepulang jualan dari pasar
aku tanya lagi ke Simbok,
kenapa sih halaman koran yang terpasang
pada dinding balai er-ka
saat aku baca isinya selalu saja berita
tentang orang dengan senyum menawan itu
tengah membagibagi sembako,
tengah menyambangi pantipanti asuhan,
juga tengah mengajak ibuibu-anak balita
ikut aneka macam lomba
dengan memakai kaos bergambar orang itu
Simbok pun bilang,
mungkin orang itu berharap kita jadi tahu
kalau dia suka berbuat kebajikan,
sehingga kita nantinya tak memilih
kucing dalam karung
Dan Simbok memintaku untuk secepatnya
mengerjakan tugas dari sekolah saja

Waktu aku tanya sekali lagi ke Simbok,
boleh tidak ya kalau sudah besar nanti
aku menjadi seperti orang itu
Sambil membelai rambutku Simbok bilang,
"Nak,
jika kamu nanti bisa bersikap seperti bapakmu
hati Simbok sudah merasa bahagia
Karena bapakmu tak pernah bosan
mengingatkan Simbok selalu,
dalam hidup yang serba kekurangan
bila tangan kanan kita bisa memberi
sedapat mungkin tangan kiri tak mengetahui
Sekarang lekaslah kamu seduh
teh panas gula batu,
bapakmu sebentar lagi akan pulang
setelah seharian narik becak..."


(yogyakarta, mei 2011)
:: dharmo-gandoel ::

"STASIUN JATINEGARA SETELAH PUKUL TUJUH PAGI"

dari balik kaca jendela kereta
tatap mata telah mengungkapkan perpisahan
tanpa perlu mengeluarkan suara

dari balik kaca jendela kereta
lambai tangan turut menyembunyikan air mata
setelah hati menentukan satu jalan
sebagai sebuah pilihan


(jakarta, 8 mei 2011)
:: dharmo-gandoel ::


"STASIUN JATINEGARA PADA PUKUL EMPAT PAGI"


tak ada embun menetes dari pucukpucuk daun
tak terdengar bunyi tekukur melepaskan malam
tak ada gerak angin menggoyang rerumputan
tak tercium bau sedap tanah dalam kubangan

hanya terlihat mata lelah para penjual mi rebus
hanya terdengar bujuk rayu para sopir taksi
hanya terlihat jaket kumal para tukang ojek
hanya tercium bau knalpot mobilmobil angkot

gerbong kereta yang melanjutkan perjalanan
suara adzan yang berkumandang dari seberang
sisa gerimis telah ikut membuka awal cuaca


(jakarta, 7 mei 2011)
:: dharmo-gandoel ::


 
Template by Asker Akbar | Powered by Blogger and Rahatewing |

Copyright © 2011 Gallery Sajak Si Kecil - "Dharmo Gandoel" |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.