Ketika sesosok gunung menghela nafas
berkacak pinggang menunjukkan kuasa
Gemuruh tanpa henti kumpulan magma
menghentakkan detak jantung alam raya
Merapi !
Merapi ! Merapi !
Bayibayi menjerit
dalam laju awan hitam kematian
Nyawanyawa merangkak
diantara lontaran kerikil pijar
dan banjir lahar membara
Menciutkan daya pongah manusia
Merapi ! Merapi !
Kau ajarkan bagaimana seharusnya nyali
memahami mati
Ketika sesosok gunung menjadi garang
menghembuskan abu cakrawala bertuba
Warna hijau daundaun diatas tanah gembur
menjelma menjadi endapan lumpur
Merapi !
Merapi ! Merapi !
Alat kontrasepsi penyangga air mani
tercecer di telapak kakimu
Modernisasi menghadirkan adat tak tahu diri
Sesaji, mantra dan bakaran dupa
persembahan untuk tubuhmu di purnama
Adalah tradisi yang menjadi basi tak berarti
Merapi ! Merapi !
Kau kabarkan bagaimana seharusnya nurani
mencintai bumi dengan sejati
(yogyakarta, November 2010)
:: dharmo-gandoel ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar