Waktu aku tanya ke Simbok,
kenapa sih di sudut kota kami tinggal
banyak berdiri balihobaliho pinggir jalan
bergambar orang dengan senyum menawan
yang tak pernah kami kenal sebelumnya
Sambil membawa dua keranjang sayuran
diatas sepeda jengki tua menuju pasar,
Simbok menatapku lalu bilang
bahwa sebentar lagi akan ada pilkada
Dan Simbok menyuruhku untuk secepatnya
berangkat sekolah saja sebelum terlambat
Waktu sepulang jualan dari pasar
aku tanya lagi ke Simbok,
kenapa sih halaman koran yang terpasang
pada dinding balai er-ka
saat aku baca isinya selalu saja berita
tentang orang dengan senyum menawan itu
tengah membagibagi sembako,
tengah menyambangi pantipanti asuhan,
juga tengah mengajak ibuibu-anak balita
ikut aneka macam lomba
dengan memakai kaos bergambar orang itu
Simbok pun bilang,
mungkin orang itu berharap kita jadi tahu
kalau dia suka berbuat kebajikan,
sehingga kita nantinya tak memilih
kucing dalam karung
Dan Simbok memintaku untuk secepatnya
mengerjakan tugas dari sekolah saja
Waktu aku tanya sekali lagi ke Simbok,
boleh tidak ya kalau sudah besar nanti
aku menjadi seperti orang itu
Sambil membelai rambutku Simbok bilang,
"Nak,
jika kamu nanti bisa bersikap seperti bapakmu
hati Simbok sudah merasa bahagia
Karena bapakmu tak pernah bosan
mengingatkan Simbok selalu,
dalam hidup yang serba kekurangan
bila tangan kanan kita bisa memberi
sedapat mungkin tangan kiri tak mengetahui
Sekarang lekaslah kamu seduh
teh panas gula batu,
bapakmu sebentar lagi akan pulang
setelah seharian narik becak..."
(yogyakarta, mei 2011)
:: dharmo-gandoel ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar