Minggu, 05 Desember 2010

"TAHTA UNTUK RAKYAT"



"Sekalipun berpendidikan Belanda,
saya pertamatama adalah seorang Jawa
Seorang Indonesia !"


Kakek moyang kami bangga berceritera
Seorang raja Ngayogyakarta Hadiningrat
memiliki sifat Negarawan sejati
Dengan tulus serta rendah hati menggabungkan diri
pada sebuah Republik yang baru bisa berdiri


"Jika tuantuan hendak memperlakukan Keraton
seperti perampok tanpa sopan santun di Kepatihan,
karena tuantuan bersenjata sedangkan saya tidak
Maka tuan harus melangkahi mayat saya !"


Nenek moyang kami antusias berceritera
Seorang Sampeyan Dalem Kanjeng Sultan
Hamengku Buwono Senopati Ingalaga
Abdurrakhman Sayidin Pranatagama Kaping Sanga
selalu mengendarai jip terbuka tanpa kawalan
yang memacetkan lalu lalang jalan raya
Bahkan menolak pencitraan diri
yang menciptakan kekuasaan keluarga, kroni
atau keuntungan kelompok pribadi


Maka dari para leluhur kami memahami
tahta feodal mampu perduli kepada nurani rakyat
melahirkan demokrasi mencintai
Kami pun kini dengan lantang bersuara:


Tindakan tuantuan yang tak ubahnya
reinkarnasi Jenderal Meyer dan Kolonel Van Langen
adalah alibi diktator berkedok demokrasi basi
Kini yang tuan harus hadapi 
mayatmayat kami !




                                      (yogyakarta, desember 2010)
                                             :: dharmo-gandoel ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar