Senin, 26 Juli 2010
" CUACA SEMI DI BULAN JULI (1) "
kepada: Meilan Noorika
ketika cuaca semi jatuh di bulan Juli
terbukalah kelopak melati diantara bunga rumput
mengabarkan tentang wanita dengan senyum kecil
yang dulu lahir pada sebuah laju kapal
di laut seluas enam ratus lima puluh kilo
antara daratan Australia dan lebat hutan Papua
"Mama,
betapa senyum kecil milik putrimu itu
senantiasa menyimpan kemilau sebutir mutiara
dalam jejak samudera para nelayan Arafuru
yang menebar jala saat tuna, cakalang serta tenggiri
bersembunyi diantara lokan dan terumbu karang"
ketika sayap kupukupu di bulan Juli
meninggalkan serbuk sari di atas kepala putik
menjeritlah kelopak melati menjadi rekah
seperti sayap warna kehidupan
yang senantiasa bergerak di ruas cakrawala
"Mama,
putrimu itu semakin cantik memahami warna
sejak meninggalkan dinginnya udara Bandung,
tepi selatan kota Yogyakarta,
hingga Bali pulaunya para dewata
dan kini melabuhkan hati di sisi sebuah Pagoda
sambil menulis deretan sajak cinta
tanpa meninggalkan tutur kata dan budi bahasa
yang telah diajarkan seorang pelaut sejati,
almarhum Ayahanda tercinta"
ketika cuaca semi jatuh di bulan Juli
sayap kupukupu menebar wangi kelopak melati
menjadi kecupan ubunubun rindu
(yogyakarta, Juli 2010)
:: dharmo-gandoel ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar