Kalau dahulu kakek-nenek kita
hanya dengan sebatang bambu
berteriak jihad kepada tanah air
yang telah diambil hak hidupnya
oleh ketamakan penjajahan
Demi sebuah langit kemerdekaan
Lalu kenapa engkau memekik jihad
dengan meracik bom rakit
untuk aksi kekerasan dan pembantaian
sebagai bentuk kesewenangwenangan?
Sebagai bentuk halal kezaliman?
Kalau dahulu ibu-bapak kita
tanpa menenteng sebuah senjata AK
mengikrarkan janji jihad bersama
Bekerja membanting tulang
untuk mendapatkan sandang
Untuk kesejahteraan pangan
Membesarkan anakanak
agar hidup bisa berkecukupan
Lalu kenapa engkau jalani jihad
membabi buta menembakkan tajam peluru
ke saudara sedarah?
Merampok harta, merampas kebebasan
atas nama kesucian agama?
Kalau dahulu di sebuah langgar kecil
tempat kita mengaji sore,
belajar akhlak dan budi pekerti
Kita dengarkan seorang ustad dusun
menafsirkan kitab Siroh Nabi,
bahwa Nabi termulia Muhammad
mengangkat senjata untuk mempertahankan diri
Bukan menyerang untuk kekerasan
Bukan menebarkan ketakutan
Bukan melahirkan waswas tak aman
Lalu kenapa engkau jadikan jihad
dengan membajak agama sebagai amunisi
untuk mengambil nyawa manusia?
Untuk mengumbar nafsu kebencian
dan udara kacau tak berkesudahan?
(yogyakarta, september 2010)
:: dharmo-gandoel ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar