" KISAH TIGA BUAH BIJI COKELAT "







Nenek Minah !
Nenek Minah !


Mereka menyebut namamu
perempuan dusun paruh baya
Berjarik kelambu usang
Berhati lembayung jingga
Maka berkisahlah,
rontoknya tiga buah biji cokelat
ditanah
sebuah perkebunan milik negara


     
     




"Kulo sampun kapok, Den..."


Terbatabata kamu berkata
dihadapan bapak polisi
sektor kota
yang menginterogasi
Setelah mandor kebun
melaporkan tangan rentamu
terindikasi tindak pidana
Mencuri barang milik negara


Nenek Minah !
Nenek Minah !


Meski tak ditahan dalam terali besi
layaknya seorang maling jemuran
kamu tetap ikhlas jalani pemeriksaan
berjalan dari dusun tanpa alas kaki
Kerna uangmu tak cukup
membeli tiga kilo beras
untuk tiga puluh hari kedepan
Kerna itu pula
tanpa maksud apaapa
kamu pungut 
rontoknya tiga buah biji cokelat
ditanah
saat angin menjatuhkannya


     "Kulo sampun kapok, Den..."


Terbatabata kamu berkata
pada beberapa hari berikutnya
ketika ibu jaksa menyelipkan
sejumlah uang dibalik kutangmu
untuk sangu pulang
Pengadilan negeri pun
memutuskanmu bersalah
dengan hukuman tahanan kota
Jadilah kamu narapidana
Terpidana


Nenek Minah !
Nenek Minah !


Isak tangis seekor gagak
yang kamu jumpai
dalam perjalanan pulang
waktu pagi masih buta
adalah matinya nurani
terhimpit kehidupan papa
Dan aturanaturan manusia
hanya menjadi alat pembenaran
bagi hukum sebuah negara
tanpa keadilan rasa


Nenek Minah !
Nenek Minah !


Betapa parah 
luka menganga !




(yogyakarta, february 2010)





















0 komentar:

 
Template by Asker Akbar | Powered by Blogger and Rahatewing |

Copyright © 2011 Gallery Sajak Si Kecil - "Dharmo Gandoel" |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.