" MANUSIA SETENGAH GILA "





                                                        kepada : Buya Safii Maarif




"Dimanakah manusia setengah gila itu, Buya?


     Ketika lakon panggung terbukanya
     kotak pandora tak kunjung usai
     Sutradara, para pemain,
     dan semua kru ceritera
     berteriak seperti orang kesurupan
     bahwa dalam mencintai bangsa
     harus bisa saling mendorong badan
     di tepi sebuah jurang menganga
     Dan dua ratus tiga puluh lima juta mata
     asyik menonton di atas tanah becek
     kerna hujan belum juga reda dari cuaca


"Dimanakah manusia setengah gila itu, Buya?


     Ketika lakon bapak mencambuki
     anakanaknya yang mempertahankan
     bangunan surau milik kakek mereka
     diantara gemerlap pub dan diskotek kota
     menyisakan luka berdarah di sekujur dada
     Maka dua ratus tiga puluh lima juta mata
     menjadi saksi bahwa mencintai bangsa
     dengan kekerasan adalah manusiawi
     dalam mempertahankan kekuasaan


"Dimanakah manusia setengah gila itu, Buya?


     Ketika pungli telah menjadi lakon
     diantara pendidikan akhlak
     dan budi pekerti sekolah seharihari
     Maka dua ratus tiga puluh lima juta mata
     telah diajari menjadi generasi purapura
     Mencintai bangsa dengan senyum
     dan tampang rupawan
     tanpa perduli bersatunya kejujuran hati
     dengan segala ucapan


"Dimanakah manusia setengah gila itu, Buya?


     Ketika seekor burung Garuda
     dengan sebuah lambang samarsamar
     padi dan kapas
     di sebuah kaos oblong buatan Armani
     menjadi lebih trendi dan masa kini
     bagi beberapa mata
     diantara dua ratus tiga puluh lima juta mata
     Maka kemanusiaan memang tak lagi
     adil dan beradab
     sedangkan kezaliman menjadi lebih biadab


"Adakah di rumah sakit jiwa saja
manusia setengah gila itu ditemukan, Buya?








                                        (yogyakarta, april 2010)
                                          
                                             :: dharmo-gandoel ::

" REINKARNASI KARTINI "
























Di dusun waktu pagipagi
Kartini  menjelma seorang perempuan
yang telah mengembara ke kota
Setiap malam memberi  layanan cinta
di night club dan hotelhotel pinggir kota
Tubuhnya yang molek tanpa busana
menjadi pengikat birahi kaum lakilaki
Sepotong  jarik yang dulu sering dipakai
telah hanyut waktu mandi di kali

       "walau gelap,
       kusimpan cahya kunangkunang
       sebagai harapan..."

Di desa waktu pagipagi 
Kartini menjelma seorang perempuan
yang menjadi tenaga kerja di negeri orang
Setiap bulan setia meweselkan uang
untuk biaya sekolah anakanak kedepan
Sepotong kebaya yang tertinggal
di almari pakaian
tak lagi menutupi tubuhnya yang dulu
seputih kentang
Ada beberapa luka kulit biru legam
sebuah tanda babu dan majikan 

       "walau gelap,
       kusimpan cahya kunangkunang
       sebagai citacita..."

Di kota waktu pagipagi
Kartini menjelma seorang perempuan
yang berdagang bakso di pinggir jalan protokol
sambil menggendong anak balita
Setiap hari senantiasa menyetor pajak keamanan 
kepada para preman
Sepasang kakinya tak pernah kenal
dengan selop priyayi
agar bisa laju berlari dalam kejarkejaran
dengan petugas tata tertib kota

       "walau gelap,
       kusimpan cahya kunangkunang
       sebagai perjalanan..."

Sedangkan di sekolahsekolah sana
setiap tanggal dua puluh satu
Anakanak perempuan mengenakan kain jarik

berbaju kebaya dengan sepasang selop
yang telah disewa sehari sebelumnya
Berbaris merayakan hari lahirnya
seorang pejuang bagi perempuan
dalam sebuah paduan suara

: habis gelap
  semoga terbit terang



(yogyakarta, april 2010)

  :: dharmo-gandoel ::   

" PADA SEBUAH TAMAN KOTA "

                     
           kepada : Zaza Malikuzza & Risna Azelia Paramitha

pada sebuah kursi taman kota
rambutmu yang terjatuh
perlahan di bahu
membisik dalam matamu
saat angin mengurai senja


     "Na,
     setangkai mawar jambu
     yang kuselipkan di jantungmu
     mungkin terasa menyakitkan
     Namun pada sebuah daun  
     aku belajar memahami makna..."


pada percakapan tanpa suara
diantara setetes air yang jatuh
dari sudut mata kecilmu
kubiarkan wajahmu rebah sesaat
dalam persimpangan hatiku


     "Na,
     ketika kita hanya saling menatap
     langit itu tak selalu berwarna biru
     kerna harapan menjadi deretan awan
     yang berjalan satusatu
     Dan daun yang rebah ke tanah
     tanpa pernah menyapa waktu
     menjadi makna tersembunyi
     kata cinta dalam hidupmu..."




                              (yogyakarta, april 2010)
                                  :: dharmo-gandoel ::

























































" GARONG "

selembar sajak cinta
malammalam buta
yang aku tulis pada dada wanita 
keesokan paginya telah mencuri
sebatang hati merona
yang hari berikutnya kunikmati
ranum vagina
dalam kamar wisma pinggir kota


aku adalah Garong


sebatang linggis yang kupakai
mencongkel daun jendela
pagipagi buta
pada sebuah rumah kosong
keesokan harinya sudah dapat
terjual tv, barang berharga
dan perabot rumah tangga
sambil kunikmati sebotol anggur
di pinggir jalan raya


aku adalah Garong


berlembarlembar cek dan biro gilyet
yang aku bagibagi tengah hari bolong
sebagai tanda kasih kong kali kong
sehabis kemarin tetangga, handai taulan
dan sahabat
aku tipu, aku todong
keesokan paginya aku tebar pesona
pesiar keliling dunia
yang sampai tujuh turunan
tak akan berkurang simpanan 
harta bodong


aku adalah Garong


lha, 
mana yang mesti ditembak lebih dulu
dong ?






(yogyakarta, april 2010)
:: dharmo-gandoel ::



































































































































































" KEPADA ANAKKU "

Nak,
jangan kamu menangis hari masih pagi
ketika nasibmu hanya ditentukan
dalam tiga hari ujian nasional
Kerna sebenarnya temanteman bapak itu
cuma lupa untuk ikhlas menjadikan pendidikan
sebagai investasi peradaban dan kebudayaan
demi masa depanmu nanti
Kerna sebenarnya temanteman bapak itu
terlalu sibuk mengais peluang menjadi penguasa
dan mumet melipatgandakan keuntungan
diantara wabah kanker pungli dan kolusi


     Nak,
     jangan kamu menimpuk dengan batu
     di kepala bapak dan ibu guru
     Kerna dalam tiga hari ujian nasional
     mereka bukanlah sebagai pengajar
     tapi hanya sekedar dijadikan administrator
     pendidikan temanteman bapak itu
     Kerna mereka selalu memiliki cinta
     agar kamu mengerti makna
     mana yang buruk, mana yang mulia


Nak,
bapak juga memohon beribu maaf kepadamu
Kerna saat ini pendidikan telah menjadi 
sebuah barang komoditi
maka bapak harus permisif dalam 
mengasuhmu
untuk mencari dan mengumpulkan rupiah
sebanyakbanyaknya


     Dan Nak,
     mari kita nyalakan 
     cahya kunangkunang di hati kita
     dan cahya bintangbintang di angkasa
     sambil bergumam


     : ...Indonesia sejak dulu kala 
          selalu di pujapuji bangsa






(yogyakarta, april 2010)


:: dharmo-gandoel ::























" SEEKOR BANGSAT BERJUMPA TUYUL "

(Dalam    Kamus   bahasa   Indonesia,
bangsat adalah sebutan untuk hewan
kutu  busuk  yaitu   serangga   berbau
busuk,  tidak  bersayap  &  penghisap
darah.
Sedang tuyul  adalah  makhluk  halus
yang berbentuk anakanak.)


Dalam langit menggigil ngilu
masuklah angin sepoisepoi
saat senja berwarna abuabu
Di atas lincak bambu
sambil mengeja huruf satusatu
halaman muka koran kemarin
Seekor bangsat kedatangan kawan
tuyul berkepala gundul
bercelana dalam, bertelanjang dada


"We alah, Sat
foto bangsa manusia di koran itu
kan bekas majikanku !"


"Oooo........."


"Sedari dulu sudah aku beritahu
kalau melipatgandakan uang
diamdiam lewat jasa dunia halus saja
tak usah diumumkan pada tetangga
atau pada sanak saudara
apalagi rekening bunga bank
Memang dasar manusia itu serakah
hatinya yang belum, kepingin sudah
ketika sudah terpenuhi segala
masih juga minta tambah"


"Oooo........."


Gerimis yang jatuh satusatu
di atas tanah dan batu
menjadi irama malam 
dalam gesekkan daun jambu
samping lincak bambu
Menemani obrolan bangsat dan tuyul


"Padahal Sat,
waktu masih jadi majikanku
Setiap malam setia aku mencuri uang
yang katanya buat biaya sogok
masuk pegawai negara
kan dihari tua ada sangu pensiunnya
Lha,
dasar manusia itu tidak kerasan
selalu kurang maunya berlebihan
Sehabis jadi pegawai negara
malah membuat 
suatu persekutuan bersama
Kong kali kong mengakali negara"


"Kamu ceritanya protes nih,  Yul ?"


"Kami bangsa tuyul itu sudah didaulat
cuma menjalankan perintah majikan
asal sang majikan cocok dengan syarat
yang diajukan dunia tuyl
Jadi tak perlu ada protes apalagi
demonstrasi
Lha, tidak ada gunanya Sat"


Tibatiba gemuruh halilintar
iseng menganggu suasana langit
yang sedari tadi cuma menurunkan
gerimis
Alam yang sedang pancaroba
menjadikan ciut nyali manusia
yang menutup pintupintu
dan jendela rumah mereka sedari senja


"Syaratnya apa sih Yul ?"


"Sederhana saja kok
Tuyul itu musuhnya Tuhan
Jadi sang majikan ya tidak boleh
sekalisekali menyapa Tuhan !"


"Jadi majikan kamu
yang masuk halaman muka koran
kemarin itu
yang sekarang sedang di bui
kamu tinggalkan garagara dia
menyapa Tuhannya kembali ?"


"Bangsat... bangsat...
Sudah aku ajarkan padanya
menyimpan api dalam hati saja
tanpa menghanguskan badan
tapi diamdiam bibirnya
komatkamit menyebut nama Tuhan
di depan relasi dan rekanrekan jawatan
Majikanku itu rasa kurangnya
tak berpenghabisan
apalagi kepada dunia
tak pernah merasa kenyang
Pamer puji sanjungan
Ya sudah aku tinggalkan"


"Oooo........."


Akhirnya hujan lebat benarbenar turun
Pelanpelan tanah menjadi becek
Seekor bangsat akhirnya masuk  ke dalam
poripori lincak bambu


"Ya sudah, ya Sat
aku pamit dulu mau menjalankan tugas
dari majikanku
bangsa manusia yang baru
yang sedang belajar menjadi pintar
menggandakan uang diamdiam
tanpa dipublikasikan
Mumpung hujan,
mumpung rumahrumah terlelap
Jadi mudah aku mengambil uang mereka"


Ya sudah, hatihati di jalan ya Yul
Semoga kamu senantiasa selamat
dalam menjalankan misi
sampai akhir jaman nanti..."


Udara semakin dingin
menusuknusuk permukaan kulit
Tak ada suara, tak ada percakapan
Malam menjadi lengang meremang






(yogyakarta, april 2010)

" SUATU HARI DI KOJA, JAKARTA UTARA "

sepiring nasi yang kau sodorkan
di lantai
dengan ujung kaki kepada anakmu
tengah hari tadi
tibatiba menyulut darah mudanya
yang berlari keluar rumah
sambil membawa korek api
dan mengacungacungkan parang
diatas kepala

"Bapak gila wibawa, anak hilang kembara
Mati cinta matilah tali keluarga !!!"

Merahnya nyala api ban bekas
di samping tergulingnya mobil tangsi
dari waktu yang mewaktu
senantiasa berulangulang begitu
Kerna anak telah kau ajarkan
tak perlu makan bersama
di meja makan dengan perbincangan

"Bapak kencing berdiri, anak kencing berlari
Mati hati matilah tali keluarga !!!"

tanpa kau sadari
istrimu diamdiam malu di balik pintu
kerna para tetangga
ikhlas mengosongi piringnya
dari sebutir nasi
untuk mengongkosi hidup keluargamu
sambil berkata:

"Sialan,
kamu benarbenar suami tak berguna !!!"



(yogyakarta, 14 april 2010)

:: dharmo-gandoel ::








































AKU DAN MIMPI

              sebuah sajak: Shinta Nova Hadis
                                                               &
                                               dharmo-gandoel





tatkala hati terkurung sepi
mata merobek sangsi
mulut terbelenggu mati
mimpimimpi sebelum pagi
menjelma rindu matahari


     "Kekasih,
      tak habishabis ku anyam harihari
      dan malammalam dalam harapan"


laksana burung yang berlagu
dalam sangkar kayu
mimpimimpi menyeruak
dalam jiwajiwa tak berdaya
gairah yang merana
kebebasan hanyalah catatan
yang terpampang di pinggir jalan


     "Kekasih,
      tetap kutempuh mimpimimpi
      sendiri dalam lubuk hati
      Sajak yang sembunyi dari katakata
      cinta yang telah kusam bentuknya
      Mengajarkan makna sebuah papan
      bahwa aku tak terbentang sendiri
      tapi dibentangkan jalan
      oleh kehidupan..."






(batam-yogyakarta, april 2010)

























































































































 
Template by Asker Akbar | Powered by Blogger and Rahatewing |

Copyright © 2011 Gallery Sajak Si Kecil - "Dharmo Gandoel" |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.