Memasuki sebuah rumah tak berdaun pintu
ketika sepertiga malam membelah waktu
Cuaca senyap di luar mengabarkan
tentang angin yang bergerak amat perlahan
diantara pucuk ranting pohon jambu
Sedang dingin menusuk bulubulu hidung
dan permukaan kulit
"Kekasih,
sebaris sajakku yang telah kesepian
mengalirkan laut rindu untuk bertemu..."
Menunggu dalam sebuah ruang hampa udara
tanpa seperangkat meja dan kursi tamu
Di dinding terpampang beberapa bayang
Ada gambar ibu mencuci di kali
saat ayah sibuk memerah susu sapi
Ada gambar istri yang menanak nasi
setelah anakanak menangis
saat meminta uang jajan setiap hari
Sedang beberapa bayang lain telah pudar
menjadi peristiwa yang terlewati
"Kekasih,
sebaris sajakku yang telah kelelahan
membentur pada batu untuk mengadu... "
Ketika tubuh yang sendiri
terlontar jauh dari riuh kehidupan bumi
Tibatiba jiwa menjadi cengeng
kerna semakin papa tanpa siapasiapa
dalam sebuah rumah tak berdaun pintu
dengan ruang hampa udara
Padahal didalamnya tersimpan rahasia
senyum Maha Cahaya yang hanya milik-Nya
(yogyakarta, mei 2010)
:: dharmo-gandoel ::