" PEMIMPIN DAN AMNESIA "
Diposting oleh
dharmawan pawitra
on Selasa, 26 Oktober 2010
/
Comments: (0)
Lupa adalah salep paling mujarab yang dioles
pada permukaan bibir kita bila ingin jadi pemimpin
Mulai dari pemimpin desa, pemimpin kota,
memimpin partai, sampai kepada pemimpin negara
Karena janjijanji yang keluar bersama bau mulut
bila akhirnya tak terlaksana tetap seharum kesturi
melayanglayang di udara hampa
Bila ada anak muda dipukuli malammalam buta
akibat membuka aib gendut para perwira
Cukup diberi pengobatan gratis saja
untuk melupakan akar permasalahannya
Bila ada koruptor tertangkap tangan
cukup dimasukkan sel tahanan beberapa waktu
untuk melupakan uang colongan yang lenyap
Karena akan terbit surat sakti pengurangan hukuman
bahkan pembebasan kewajiban atas nama kemanusiaan
Lupa bukan lagi hanya kata sekedar saja
Tetapi menjadi sebuah kesengajaan
Menjadi budaya bila kita ingin jadi pemimpin
Mulai dari pemimpin desa, pemimpin kota,
pemimpin partai sampai kepada pemimpin negara
Ketika padi di sawahsawah tersapu banjir ekstrim
sehabis cuaca membawa hujan dan puting beliung
Himbauan agar perut tidak tergantung pada beras
seakan melupakan bahwa sebelum ada bencana
sesungguhnya banyak saudara dan tetangga
sudah terbiasa hidup dari sagu, tiwul, gaplek
serta nasi aking bercampur air mata
Ketika etika dan tata krama harus dipelajari
dengan plesir ke beberapa negeri tetangga
sambil melambaikan tangan berbelanja
Ajaran hati berbudi nurani
Ajaran jiwa berpekerti luhur
yang turun temurun diwariskan para leluhur
harus dilupakan seketika
Sedang hutang negara yang terus saja berbunga
masa bodoh dilupakan keberadaannya
Masa bodoh kapan akan lunasnya
Maka
mulai dari pemimpin desa, pemimpin kota,
pemimpin partai, sampai kepada pemimpin negara
Memang harus bisa lupa
untuk memakai celana dalam sebagai penutup
alat kemaluan yang senantiasa dibawa
kemanamana
(yogyakarta, oktober 2010)
:: dharmo-gandoel ::