" REINKARNASI KARTINI "
Diposting oleh
dharmawan pawitra
on Rabu, 28 April 2010
Di dusun waktu pagipagi
Kartini menjelma seorang perempuan
yang telah mengembara ke kota
Setiap malam memberi layanan cinta
di night club dan hotelhotel pinggir kota
Tubuhnya yang molek tanpa busana
menjadi pengikat birahi kaum lakilaki
Sepotong jarik yang dulu sering dipakai
telah hanyut waktu mandi di kali
"walau gelap,
kusimpan cahya kunangkunang
sebagai harapan..."
Di desa waktu pagipagi
Kartini menjelma seorang perempuan
yang menjadi tenaga kerja di negeri orang
Setiap bulan setia meweselkan uang
untuk biaya sekolah anakanak kedepan
Sepotong kebaya yang tertinggal
di almari pakaian
tak lagi menutupi tubuhnya yang dulu
seputih kentang
Ada beberapa luka kulit biru legam
sebuah tanda babu dan majikan
"walau gelap,
kusimpan cahya kunangkunang
sebagai citacita..."
Di kota waktu pagipagi
Kartini menjelma seorang perempuan
yang berdagang bakso di pinggir jalan protokol
sambil menggendong anak balita
Setiap hari senantiasa menyetor pajak keamanan
kepada para preman
Sepasang kakinya tak pernah kenal
dengan selop priyayi
agar bisa laju berlari dalam kejarkejaran
dengan petugas tata tertib kota
"walau gelap,
kusimpan cahya kunangkunang
sebagai perjalanan..."
Sedangkan di sekolahsekolah sana
setiap tanggal dua puluh satu
Anakanak perempuan mengenakan kain jarik
berbaju kebaya dengan sepasang selop
yang telah disewa sehari sebelumnya
Berbaris merayakan hari lahirnya
seorang pejuang bagi perempuan
dalam sebuah paduan suara
: habis gelap
semoga terbit terang
(yogyakarta, april 2010)
:: dharmo-gandoel ::
0 komentar:
Posting Komentar