" SEPUCUK SURAT BUAT BUNDA "
Diposting oleh
dharmawan pawitra
on Minggu, 04 April 2010
Sepucuk surat terkirim senja
dalam langit lembayung tua
dari pinggir kota yang gila
"Bunda,
ketika rinduku menggantung
tanpa sebaris kata
Aku simpan senyummu
pada gerimis yang tak bersuara"
Senja yang diam, senja yang batu
Air mataku tak pernah mengadu
Dulu saat kau pamit berlalu
mengembara dari halaman rumah
bapakmu
Kedua tanganku tak habishabis
menengadah tanpa malumalu
"Bunda,
ketika terik matahari sepenggalahan
menariknarik otot tengkukku
Aku baru menyadari nikmatnya
menghisap susu dari putingmu"
Anakku lanang, anak petualang
seekor rajawali abuabu diangkasa
tak pernah menyanyi pilu
Dan pada sebuah kursi kayu
aku kan selalu menunggu
diantara pokokpokok bambu
dan perigi waktu
"Bunda,
ketika nafasku menjadi satusatu
dalam sebatang sigaret kretek
yang menghisap nyawaku
Tanpa menghitung tiga purnama
aku kan kembali padamu"
(yogyakarta, maret 2010)
0 komentar:
Posting Komentar