(Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
bangsat adalah sebutan untuk hewan
kutu busuk yaitu serangga berbau
busuk, tidak bersayap & penghisap darah.
Besarnya sekitar dua millimeter.
Berwarna hitam mengkilap dan akan
sedikit memerah setelah menghisap darah.)
Alkisah
Dua ekor bangsat kongkokongko
diatas tikar butut warna coklat
dalam rumah dinding bambu
pinggir kali ciliwung
pada sebuah negerinya manusia
"Coy,
sekarang nama kaum kita
seharum bunga dahlia
Kata bangsat bukan lagi
umpatan juga makian
Sudah tidak tabu
Jadi bahasa pergaulan
Disaksikan ibuibu,
bapakbapak, anakanak
sampai guruguru agama
Bangsat dilagukan
diruang dewan perwakilan
mereka
Betul tidak?"
"Betul... betul.
Padahal dari zaman candi batu
sampai millenium tembaga
nama kaum kita dijauhi tata krama"
Sudah dua hari ini
dua ekor bangsat puasa darah
kerna sang pemilik rumah
mengungsi
setelah hujan tanpa henti
menyusup diantara
celah banjir sampah kali
Maka dua ekor bangsat
tak bosan menghibur diri
nonton siaran berita
dari pesawat televisi
"Kadang aku bertanya dalam hati
apakah kerna kemajuan
ilmu duniawi
atau mapannya teknologi
bangsa manusia
meninggalkan rasa budaya
dalam tata laku hidupnya?"
"Ah sok tahu kamu, Bro' !
Kata kakek buyut bangsat
manusia itu makhluk Tuhan
paling sempurna
dibanding binatang parasit
seperti kita
Cuma mungkin manusia lupa saja
sama kodratnya "
Panas matahari merobek hari
Layar televisi mengoyak hati
Ketika beberapa menit berselang
dalam layar tersiar kabar
Beberapa nyawa
bangsa manusia hilang
dalam longsor Ciweday dan Pasir
Jambu
dalam banjir bandang sungai Ngepih
dan sepuluh kota Sumatera Selatan
dalam bencanabencana
yang mengurai air mata di dada
"Coy,
Semoga bencanabencana ini
memberi daya penyadaran
bagi bangsa manusia itu
kembali pada fitrahnya
Sebelum Tuhan mengirimkan
bola plasma matahari
yang berenergi raksasa
saat badai matahari nanti tiba"
"...ya semoga"
Dua ekor bangsat
tetap asik nonton televisi
sampai tertidur sendirisendiri
(yogyakarta, maret 2010)
0 komentar:
Posting Komentar